Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 03 Juni 2015

Good Bye

Musim kemarau kembali tiba. Entah sudah berapa musim yang kulewati bersamamu. Langit tampak mulai mendung. Tak lama, rintik air hujan berjatuhan, membasahi jalanan yang kering. Bau khas hujan pun muncul. Bau petrichor. Aku sangat menyukai bau ini, segar, bercampur debu.
Hujan pun datang, menggandeng angin yang lumayan besar. Angin ini menuntun hujan yang jatuh ke mukaku, segar sekali rasanya. Tapi aku memendam kesedihan yang besar malam ini. Sambil mengingat memori tentangmu, air mataku mulai menetes, memikirkanmu. Untungnya hujan ini menyembunyikan segalanya.

Apa kabar kenangan? Apa kau juga masih ada di hatinya? Atau di hatiku saja yang kau singgahi? Sehingga perasaan ini kutanggung sendiri. Ya, dia sudah banyak berubah, usia yang menuntun dia pada masa dewasanya. Dia jauh berbeda. Jauh sekali. Tak adakah sisa dirinya yang dulu? Kemana larinya jalan pikirannya? Tak adakah aku? Sama sekali?

Kekecewaan ini kubendung sendiri. Aku yang tulus mencintaimu hanya dapat mendoakanmu. Ada kalanya aku juga harus memberikan sesuatu yang berharga pada orang lain. Kau tahu? Kau tak akan mau tahu. Bukan. Aku tidak pernah cemburu. Aku hanya merasa kehilangan sosokmu yang dulu. Semakin hilang dan semakin lenyap. Ya, mungkin sejenak aku bisa melupakanmu, sejenak mungkin tidak. Berbahagialah, tersenyumlah, raih apa yang kau mau. Tanpa aku. Beberapa orang didunia ini memiliki kodratnya. Yang dilupakan, dan yang melupakan. Sialnya aku terdapat pada kriteria pertama. Untungnya aku tidak pada kriteria kedua. Kau teman bukan? Teman yang menjadi penyebab sakitku. Teman yang tak pernah menolongku ketika ku jatuh. Teman yang melupakan aku. Kau juga teman. Teman yang hanya mempedulikan kebahagiaannya. Teman yang selalu membutuhkan orang lain ketika jatuh. Teman yang selalu meminta dan meminta. Kau tahu? aku selalu tulus memberinya. Memang sudah begini adanya. Aku hanya sendiri menghadapi dunia ini, hanya sendiri untuk menolongmu. Asyik bukan duniamu sekarang? Sembari kau menikmatinya aku akan melangkah mundur. 

Aku tidak memintamu tinggal. Aku tidak memintamu menemaniku teman. Aku hanya minta, tolong  jangan remehkan perasaanku. Semoga kau berhati-hati melangkah menyambut hari baru. 

Mungkin aku mencintaimu seperti hujan. Selalu mau kembali, meski tahu rasanya jatuh berkali-kali (Endlessend).

Terima kasih ya, sudah menjadi sebuah kenangan..:)

0 komentar:

Posting Komentar